Seringkali orang bertanya kepada saya, bagaimana dulu awalnya saat memulai bisnis souvenir pernikahan hingga bisa berjalan hingga saat ini.
Jawaban saya simple : “Bisnis souvenir itu semata-mata hanyalah sebuah ide, begitu juga dengan tasya souvenir ini”
Saat itu saya berpikir bahwa setiap orang memiliki siklus hidup yang pasti akan melalui sebuah fase yang bernama “pernikahan”. Nah,saat ini sudah sangat lazim pada setiap event pernikahan, si mempelai akan memberikan souvenir pernikahan kepada para tamu, untuk mengenang event pernikahan tersebut.
Selain itu terbatasnya waktu, macetnya kota, teriknya panas matahari seringkali menjadi sebuah problem untuk hunting souvenir pernikahan di pasar tradisional. Sudah saatnya dibuat simple : pilih souvenir pernikahan, order, bayar, dan tinggal nunggu barang sampai dirumah..! “Bebas macet, bebas terik matahari, dan efisien di waktu”
Ada juga pertanyaan yang lain: “Kan sudah banyak yang jualan souvenir pernikahan?”
Sayapun menjawab, “Di pasar tradisional-pun banyak sekali yang jualan sayur mayur, bumbu-bumbu dapur yang nyaris dagangannya sama. Tapiiii…. Semuanya bisa laku, semuanya punya pangsa pasar sendiri-sendiri bukan?”. Dalam bahasa lain saya ingin mengatakan bahwa rejeki itu sudah ada yang mengaturnya.
Siapa sangka kalo ternyata perusahaan sebesar PT.Indocement lalu Jogja Tugu Trans, dan juga Singapore International School mempercayakan kami untuk membuat souvenir pada kegiatannya..?
Yah, memang bisnis itu awalnya hanyalah sebuah ide…
Salam Bisnis Souvenir Pernikahan..!!
~Hatta N Adhy PK, ST~
Sumber :
http://thehattainstitute.blogspot.com/2009/10/ide-awal-bisnis-souvenir-pernikahan.html